Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kembali menunjukkan kemarahannya terhadap Presiden Amerika Serika, Barrack Obama.
Rencana itu disebut Duterte sebagai keputusan yang "bodoh" dan "monyet" jika benar-benar menghentikan 26 ribu senapan yang dijual ke Filipina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, menekankan bahwa AS tetap berkomitmen untuk aliansi AS - Filipina adalah persoalan yang penting.
Organisasi hak asasi manusia (HAM) mendesak pemerintah Yunani untuk memangkas penjualan senjata kontroversial ke Arab Saudi
Turki akan membalas jika Amerika Serikat (AS) memberlakukan undang-undang yang menghentikan penjualan senjata ke negara Angkara.
Penjualan senjata dalam jumlah besar tidak lantas mengamankan warga AS, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pembatasan dalam sanksi itu di antaranya melarang penjualan senjata dan ekspor barang penggunaan ganda dan teknologi ke Rusia, serta penyediaan bantuan luar negeri.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan menghukuman Saudi jika bukti dalang hilangnya Khashoggi, meskipun ia mengatakan tidak akan menghentikan penjualan senjata miliar dolar ke Riyadh.
Dilansir dari Associated Press, salah satu sanksi tersebut berhubungan dengan penjualan senjata, di mana selama ini Saudi menjadi pasar senjata AS.
Juru bicara pemerintah Prancis mengatakan negaranya akan memberikan sanksi-sanksi kepada Arab Saudi, tak hanya sebatas menghentikan penjualan senjata saja